APAKAH TEORI CHRISTALLER SAAT INI MASIH RELEVAN ?

 

Christaller (1933) menjelaskan bahwa teori tempat pusat merupakan suatu tempat yang menyediakan barang dan jasa bagi daerah itu sendiri dan daerah orang lain. Christaller mengatakan beberapa asumsi dalam penysunan teori tersebut, seperti :

1. Konsumen yang menanggung ongkos angkutan.

2. Jangkauan suatu barang ditentukan oleh jarak yang dinyatakan dalam  biaya dan  waktu.

3. Konsumen memilih tempat pusat yang paling dekat.

4. Kota-kota berfungsi sebagai central place bagi wilayah sekitarnya.

5. Wilayah tersebut sebagai dataran yang rata, ciri ekonomis sama, dan penduduk tersebar secara merata.

Namun, pada saat sekarang ini teori Christaller sudah tidak relevan lagi dengan konyataan yang ada, karena jangkauan suatu barang dan jasa tidak titentukan lagi oleh biaya dan waktu. Selain itu, dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, konsumen tidak selalu memilih tempat pusat yang paling dekat. Hal ini bisa disebabkan oleh daya tarik/ fasilitas srana dan prasarana tempat pusat yang lebih jauh tersebut lebih besar dibandingkan dengan tempat pusat yang terdekat.

CONTOH KASUS :
Dalam permasalahan ini, kasus yang akan dibahas yaitu mengenai Universitas Andalas yang berada di Provinsi Sumbar, tepatnya di Kota Padang. Mengapa Unand? Berdasarkan asumsi dalam penyusunan teori pusat tersebut di

atas, karena Unand merupakan salah satu Universitas terbesar di Provinsi Sumbar, maka masyarakat yang berada di Provinsi Sumbar belum tentu memilih Unand sebagai Universitas pilihannya meskipun itu dekat. Masayarakat akan memilih Universitas yang terbaik menurutnya, walaupun lokasinya jauh/ bahkan keluar pulau, seperti Universitas yang ada di Pulau Jawa.

 

Gambar I.1

Pola Persebaran masayarakat Sumbar yang kuliah di luar Provinsi

Sumber : Google Map 2012

Dengan adanya daya tarik yang tinggi/ jaminan pendidikan untuk kuliah di luar Provinsi Sumbar lebih besar, masyarakat tidak mempersalahkan biaya yang dibutuhkanpun juga besar atau banyak demi mendapatkan ilmu dalam mencapai cita cita.

SKALA GUTTMAN DAN INDEKS MARSHALL

Skalogram
Skala Guttman dihitung dengan cara menyajikan dua masalah utama. Pertama, cakupan fungsi desa yang cukup luas pada suatu komunitas yang memiliki ukuran ambang populasi pemukiman, sehingga sering dihilangkan dari nilai skala. Kedua output komputer yang sulit untuk dipahami bagi pejabat teknis yang tidak akrab dengan metodelogi ilmu sosial.
Skala grafis digunakan dengan sukses di India sehingga diadopsi untuk studi Bicol dan kemudian diterapkan dalam proyek Potosi di Bolivia. Pengumpulan data dan persyaratan perhitungan untuk membangun sebuah skalogram yang minimal, sesuai dengan informasi yang dibutuhkan sperti :
1. Daftar semua pemukiman di wilayah
2. Ukuran populasi dalam proses penyelesaian
3. Sebuah peta penentuan lokasi pemukiman
4. Inventarisasi menunjukan ada tidaknya suatu fungsi (layanan, organisasi, fasilitas, infrastruktur, kegiatan ekonomi) pada pemukiman masing masing.

Prosedur untuk membangun skalogran yaitu :
1. Di sisi kiri pada lembar kerja, berupa daftar pemukiman sebagai baris dalam urutan populasi.
2. Di bagian atas lembar kerja, berupa daftar fungsi yang ditemukan pada wilayah.
3. Membuat matriks, diman setiap sel merupakan fungsi yang mungkinmuncul dalam penyelesaian.
4. Isi semua sel, dimana fungsi sebenarnya ditemukan dalam penyelesaian..

5. Menyusun ulang baris dan kolom, sehingga dapat meminimalkan munculnya sel kosong dalam matriks.
6. Skalogram yang lengkap apabila tidak ada pergeseran dari baris/ kolom yang dapat mengurangi jumlah sel kosong.
7. Urutan terakhir mengenai identifikasi peringkat pemukiman yang diartikan sebagai sector sentralis ordinal.

Di Bolivia ada dua versi Skalogram. Pertama, persediaan informasi yang lengkap dikumpulkan dari kota kota melalui survey yang mencakup lebih dari 120 fungsi dalam 112 pemukiman. Yang kedua, skalogram yang disiapkan hanya 58 fungsi yang dianggap sebagai indicator terbaik dari kompleksitas fungsional.
Analisi skala memiliki sejumlah kegunaan penting dalam perencanaan pembangunan daerah. Menyediakan skalogram merupakan suatu uraian visual hirarki dari pemukiman dan kelembagaan dalam menganalisis banyak masalah.
Penggunaan potensi skalogram dalam perencanaan wilayah adalah sebagai berikut:
1. Mengkategorikan pemukiman menjadi komplek yang fungsional yang terletak pada tempat pusat.
2. Skalogram menunjukan asosiasi antar layanan dengan lokasi yang spesifik
3. Skalogram menunjukan urutan fungsi dan implikasi investasi
4. Distribusi antara pemukiman dapat dilihat dengan mudah dengan membaca kolom
5. Menganalisis hubungan peta yang menunjukan lokasi dengan populasi
6. Identifikasi pemukiman yang memiliki layanan/ sarana
7. Menentukan alasan pada pada penampilan layanan dari fasilitas
8. Skalogram digunakan untuk membuat keputusan pada pemukiman yang berbeda hirarkinya.

Ambang analisis
Cara untuk menilai karakteristik fungsional dari pemukiman suatu wilayah melalui analisis ukuran populasi yang mendukung layanan sarana dan prasarana yang sudah ada dalam suatu daerah. Marshall menjelaskan bahwa ambang batas
adalah ukuran pusat yang membagi daftar peringkat dari pusat sehingga jumlah pusat di atas devisi sama dengan fungsi bawah devisi, terutama cocok untuk daerah pedesaan dalam analisis skalogram.
Metode lain yaitu pendekatan Reed Muench yang digunakan untuk menentukan ambang batas perkiraan fungsi.

Prosedur untuk menghitung indeks sentralis adalah :
1. Mereproduksi skala Guttman dalam bentuk terbalik yang disusun secara vertical dan horizontal
2. Jumlah setiap baris dan kolom
3. Menggunakan asumsi bahwa jumlah atribut dalam sebuah system memiliki nilai sentralis.

4. Tambahkan satu blok dan pemasukan bobt dihitung
5. Menampilkan bobot dengan nilai nilai sentralis total
6. Menjumlahkan semua bobot untuk menghasilkan indeks sentralis.

Dasar Dasar Teori Lokasi Industri

Teori lokasi industri pertama kali diungkapkan oleh ahli ekonom Jerman pada tahun 1929, yakni Alfred Weber. Menurut teori Weber, pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja, dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Menurut Weber ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi.

 

Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku Weber menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi optimum. Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar, Weber merumuskan indeks material (IM), sedangkan biaya tenaga kerja sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi lokasi industri dijelaskan Weber dengan menggunakan sebuah kurva tertutup (closed curve) berupa lingkaran yang dinamakan isodapan (isodapane).

 

Adapun penentuan lokasi terbaik menurut Weber tergantung pada karakter bahan baku yang digunakan, antara lain:

a.       Bahan baku yang tersedia dimana saja.

b.       Bahan baku setempat yang berpengaruh spesifik terhadap lokasi.

c.   Berdasarkan perhitungan Indeks Material (IM) yang menentukan
apakah lokasi industri tersebut lebih berorientasi pada bahan baku
atau lebih berorientasi pada lokasi pasar.

 

Prinsip teori Weber adalah bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal (least cost location) yaitu tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya minimum, tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum yang cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Prinsip tersebut didasarkan pada enam asumsi bersifat prakondisi, yaitu :

1.   Wilayah bersifat homogen dalam hal topografi, iklim dan penduduknya
(keadaan penduduk yang dimaksud menyangkut jumlah dan kualitas SDM)

2.       Ketersediaan sumber daya bahan mentah.

3.       Upah tenaga kerja.

4.      Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik (biaya sangat ditentukan
oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah)

5.      Persaingan antar kegiatan industri.

6.      Manusia berpikir secara rasional.

 

Weber juga menyusun sebuah model yang dikenal dengan istilah segitiga lokasional (locational triangle), yang didasarkan pada asumsi :

1.   Bahwa daerah yang menjadi obyek penelitian adalah daerah yang terisolasi.
Konsumennya terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua unit perusahaan
dapat memasuki pasar yang tidak terbatas dan persaingan sempurna.

2.    Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas.

3.    Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadik

tersedia secara terbatas pada sejumlah tempat.

4.   Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga yang
mobilitasnya tinggi.

 

 

Sumber :

Purnomo, Dony. 2012. “Teori Lokasi Industri Weber,” dalam Google.
http://pinterdw.blogspot.com. Diunduh 21 September 2012.

 

Febriyanti, Dita. 2012. “Implikasi Teori Lokasi Terhadap Penentuan Lokasi
Industri,” dalam Google. http://edukasi.kompasiana.com.Diunduh 21
September 2012.

Zona Lahan dan Struktur Ruang Kota

Zona, adalah suatu lahan atau area dengan fungsi tersendiri. Sedangkan struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun. Struktur ruang merupakan suatu susunan pusat-pusat permukiman, sistem jaringan serta sistem prasarana maupun sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial-ekonomi yang secara hirarki berhubungan fungsional. Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan ataupun tidak. Struktur ruang kota memiliki elemen-elemen pembentuk seperti :

– Kumpulan dari pelayanan jasa termasuk di dalamnya perdagangan,
pemerintahan, keuangan yang cenderung terdistribusi secara
berkelompok dalam pusat pelayanan.

– Kumpulan dari industri sekunder (manufaktur) pergudangan dan
perdagangan grosir yang cenderung untuk berkumpul pada suatu tempat.

– Lingkungan permukiman sebagai tempat tinggal dari manusia dan ruang
terbuka hijau.

– Jaringan transportasi yang menghubungkan ketiga tempat di atas.

 

Teori-teori yang melandasi struktur ruang kota yang paling dikenal adalah Teori Konsentris (Concentric Zone Theory), Teori Sektoral (Sector Theory) dan Teori Pusat Berganda (Multiple Nuclei Theory). Ketiga teori tersebut mengkaji bahwa setiap kota memiliki pusat kota dan biasanya dinamakan Daerah Pusat Kegiatan (DPK) atau Central Bussiness District (CBD).

 

1. Menurut Teori Konsentris (Burgess,1925) DPK atau CBD adalah pusat kota yang letaknya tepat di tengah kota dan berbentuk bundar yang merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik, serta merupakan zona dengan derajat aksesibilitas tinggi dalam suatu kota.

2. Menurut Teori Sektoral (Hoyt,1939) DPK atau CBD memiliki pengertian yang sama dengan yang diungkapkan oleh Teori Konsentris.

 

3. Menurut Teori Pusat Berganda (Harris dan Ullman,1945) DPK atau CBD adalah pusat kota yang letaknya relatif di tengah-tengah sel-sel lainnya dan berfungsi sebagai salah satu “growing points”.

 

Teori lainnya yang mendasari struktur ruang kota adalah Teori Ketinggian Bangunan; Teori Konsektoral, dan Teori Historis. Dikaitkan dengan perkembangan DPK atau CBD, maka berikut ini adalah penjelasan masing-masing teori mengenai pandangannya terhadap DPK atau CBD :

Jadi, dari teori-teori tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa DPK atau CBD merupakan pusat segala aktivitas kota dan lokasi yang strategis untuk kegiatan perdagangan skala kota.

 

 

Sumber :

Aniezta. 2011.”Struktur Ruang Kotadalam Scribd. http://ml.scribd.com.
Diunduh Minggu, 16 September 2012.

http://swarabumi.wordpress.com. 2009.  “Struktur Ruang Kota”dalam Google.
Diunduh Minggu, 16 September 2012.

 

Materi Kuliah Pengek Sebelum UTS

Klik yah 🙂

PERTEMUAN 1 

PERTEMUAN 2 

PERTEMUAN 3

PERTEMUAN 4

PERTEMUAN 5

PERTEMUAN 6

PERTEMUAN 7

Materi Kuliah Pengantar Ekonomi Setelah UTS

Klik yah :

PERTEMUAN 8 Pasar dan Optimasi Keuntungan

PERTEMUAN 9 Teori Inflasi

PERTEMUAN 10 Pendapatan Regional

PERTEMUAN 11Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

PERTEMUAN 12 Kebijakan Ekonomi Fiskal

PERTEMUAN 13 Kebijakan Moneter

PERTEMUAN 14 Pengantar Ekonomi Perekonomian Indonesia

Makasih 🙂

Tekom and Friendship

Mungkin yah teman teman mengira, napa nama rumah produksi kelompok 4 Tekom yaitu nengnongproductin. Kata nengnong berawal ketika kita mengerjakan tugas kelompok di rumah Gista. Sebagian dari teman kami sedang asyik menyanyikan lagu “Kuingin lama pacaran disini”, atau lebih keren dikenal dengan nengnong, yang dinyanyikan oleh salah satu peserta Indonesian Idol 2012 ( bukan Iin loh 🙂 ), yang kemudian dinyanyikan oleh Ahmad Dhani.

hhhmm,, apa lagi yah ..?
oiya, semenjak adanya kelompok tekom ini, saya sering mengalami suka dan duka bersama utari, lina, pepi, gista, maul, vicky, alvan dan polong, ehh..Pulung maksudnya 😀
saat mengejakan tugas kelompok, sering kali kita ngaret, alnya ada kesibukan masing masing,. Hal tersebut tidak dijadikan masalah pada kelompok kami (selow Guys :D), dan kita pun menjalankan tugasnya dengan enjoy dan hevan, apalagi ketika shooting di solo.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan kekompakan kitapun semakin menyatu …asyyekkk :*
itulah kata kata yang selalu ada dalaam kelompok kami. Setiap hari kita selalu bertemu bersama, dalam suka maupun duka.

eh, aku mau curcol neh dikit mengenai tugas tekkom..
simak yah 🙂

Tugas tekom menurut saya sangat seru dan menyenangkan. Kita mendapat pelajaran mengenai blog, poster, makalah, presentasi dan pembuatan film.,, I like it.
hal yang paling saya suka ketika proses pembuatan film, alnya bisa sekalian alan alan, dan wisata kuliner juga..eheh

Saran saya untuk tekom kedepannya agar lebih berkembang lagi, maksudnya materinya lebih didalamin lagi dari tahun sebelumnya ..
Go.. tekom.. go… tekom ..go .. 😀

Okeyy,, sekian dulu yah, makasih 🙂

 

 

 

 

Tugas Besar Pengantar Ekonomi

Tman2,, itu tugasnya buat laporan mengenai PDRB Kab/Kota di sekitar Pantura Jateng.
Untuk pembagian wilayah study nya kita undi hri senen (18/6) yah.. 🙂
Buat referensi, ini ada contoh masteran tubesnya …
Copy link ini :

http://www.mediafire.com/view/?zwgd3mfpnjba83n

Untuk format penulisan : Times new roman 12, spasi 1,5 , margin 3443, A4.

selamat mengerjakan 🙂
“cemunguuuddd”

Tugas Poster Tekom

Image

ENERGY PRICE CONTROLS

A. PENDAHULUAN

                Salah satu gangguan pada pemerintah datang ketika mengatur suatu harga maksimum. Tahun 1970an, hal ini terjadi di Amerika Serikat, dan dapat mengakibatkan masalah serius. Kita kembali menganalisis peranan bensin untuk melihat bagaimana fungsi dan harga tertinggi. Kenyataannya, tiba tiba harga minyak naik drastis. Kejadian ini terjadi karena berkurangnya jumlah penawaran dan permintaan yang besar, tapi mungkin itu terjadi karena adanya politik distribusi di Timur Tengah yang berevolusi. Masalah ini berakibat pada interaksi penawaran dan permintaan pasar minyak dengan perubahan harga produksi minyakdi tahun 1973, 1979, 1990, dan 2003.

                Politisi melihat adanya peningkatan harga dan mencela situasi tersebut. Mereka mengklaim bahwa perusahaan tersebut mencari keuntungan. Politisi khawatir dengan kenaikan harga BBM yang dapat memicu spiral inflasi dalam biaya hidup, yang berdampak pada masyarakat miskin dan lansia.Pemerintah AS serikat mungkin cendrung untuk menaikanharga seperti yang terjadi tahun 1973-1981. Harga awal bensin dahulunya 1 dollar pergalon, kemudian harganya naik sampai 2 dollar pergalon. Sekarang keseimbangan pemasukan minyak sangat terbatas.

 

B. KONTROL HARGA ENERGI


                Pada harga tertinggi yang sudah ditentukan,jumlah barang yang disediakan tidak cocok, sebab ada sebagian produsen memasok harga yang terkendali, sehingga terjadi kesenjangan yang begitu besar. Kesenjangan ini dapan membuat pompa minyak mongering sehingga seseorang harus pergi tanpa bensin yang diinginkan. Jika pasar bebas jelas dengan harga dolar atau lebih, konsumen akan mengeluh tapi tetap akan membayar tinggi daripada tidak ada bahan bakar. Pasar tidak dapat menghapus ketentuan tersebut, karena bertentangan dengan hokum yang terlalu menetapkan harga tertinggi. Ada jangka waktu frustasipada mobil, yang mana jika dibiarkan tanpa bensin, maka pompa akan kering. Pasokan bensin tidak memadai sehingga harus membatasi untuk setiap pelanggan.

                Beberapa jenis pembagian mekanisme telah berkembang. Untuk bensin dan jenis lainnya telah baik, namun kekurangannya sering membuat masyarakat menunggu untuk anrian. Kadang kadang masyarakat mempunyai akses yang istimewa untuk mendapatkannya, yang mana proses illegal telah berjalan. Pemerintah merencanakan suatu sistem yang efisien tanpa perubahan harga pada alokasi formal.

                Setiap konsumen harus mempunyai kupon penjatahan untuk membeli atau mereka bisa membeli langsung dengn uang. Ketika penjatahan itu disesuaikan dengan yang dibutuhkan, maka permintaan yang terbatas dialokasikan dengan kupon. Untuk mengatasi jatah kupon yang dapat merobah penawaran dan permintaan, maka pemerintah cukup dengan menegakan hokum keseimbangan.

                Kontrol harga yang baik pada energy, dengan pembagian resmi telah mendapat dukungan dari pasar ekonomi. Kejadian ini dapat menampilkan suatu yang resmi dan penghindaran illegal pada pertumbuhan kontrol harga. Kegiatan yang tidak efisien akhirnya memberi pengaruh terhadap konsumen, sehingga control harga yang mahal susah untuk dikelola dan tidak efektif.

                Suatu yang penting untuk diperhatikan yaitu barang selalu langka. Masyarakat tidak pernah memenuhi setiap keinginannya. Dalam keadaan normal penawaran barang bisa langka, ketika langkah pemerintah untuk mengatur permintaan dan penawaran, sehingga limbah, ketidakefisienan, dan kejengkelan tertentu merupakan suatu gangguan yang saling berpengaruh.

 

C. SIMPULAN

 

Harga kontrol energy pada awalnya didasarkan oleh prinsip permintaan dan penawaran. Krisis energy disebabkan oleh kelangkaan akan sumber sumber energy. Suatu negara tidak akan terlepas oleh masalah energy, seperti minyak, gas, dan listrik. Di Indonesia, saat ini masalah energy terutama BBM merupakan masalah yang cukup besar. Dengan dkeluarkannya ketentuan pemerintah mengenai kenaikan BBM, banyak masyarakat yang mengeluh akan hal tersebut. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kenaikan BBM adalah sesuatu yang wajar.

Pada saat ini, produksi minyak di Indonesia terus menurun, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja tidak tercukupi. Mau tidak mau pemerintah harus impor, dan untuk itu pemerintah harus mensubsidi dengan dana yang besar. Subsidi yang dilakukan pemerintah Indonesia saat ini tidak tepat sasaran, maksudnya yang menikmati subsidi itu kebanyakan dinikmati oleh golongan orang kaya, sedangkan rakyat miskin hanya sedikit yang menikmati. Untuk mengatasi subsidi BBM yang tidak seimbang, sebaiknya pemerintah membatasi penggunaan subsidi bagi orang mampu, misalnya dengan mewajibkan untuk menggunakan bahan bakar tanpa subsidi. Jika subsidi saat ini dihapuskan, maka dapat menambah beban kaum yang kurang mampu. Dengan dihapuskannya subsidi, atau dinaikannya harga BBM, berarti barang barang kebutuhan sehari- haripun juga ikut naik.

 Solusi yang dapat dilakukan terhadap kenaikan BBM dengan membatasi subsidi, sehingga ada penghematan dana. Dari dana tersebut, misalnya bisa dialihkan kepada bantuan terhadap kaum yang kurang manpu, misalnya dengan memberikan fasilitas kesehatan gratis, sekolah gratis, membuat lapangan kerja baru, dan bisa juga dengan memberikan bantuan langsung tunai. Tujuannya dilakukan kegiatan ini untuk mempertahankan daya beli masyarakat dan nasib masyarakat miskin tetap terlindungi.

 

 

Sumber :

Samuelson, Paul dan Nordhaus,William D. 2005. Economics. 8 th edition Mc Graw-    
         Hill. Hal 75-81: New York